Para siswa asal Papua penerima beasiswa program ADEM Kemendikbud.  Foto:  Kemendikbud/Dok. BKLM
Para siswa asal Papua penerima beasiswa program ADEM Kemendikbud. Foto: Kemendikbud/Dok. BKLM

Siswa SMA Penerima Beasiswa Memilih Pulang ke Papua

Intan Yunelia • 03 Oktober 2019 11:52
Jakarta:  Siswa asal Papua dan Papua Barat yang mendapatkan beasiswa dari pemerintah, memilih pulang ke kampung halamannya. Aksi pulang kampung ini menyusul naiknya ekskalasi di tanah Papua dalam beberapa pekan terakhir.
 
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy, membenarkan ada eksodus dari para penerima beasiswa. Ia mengatakan siswa yang pulang ini adalah pelajar SMA asal Papua penerima beasiswa Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM).
 
Muhadjir meminta para siswa kembali ke sekolah masing-masing dan meneruskan program beasiswanya. "Memang ada beberapa sekarang yang pulang, tapi sekarang ini kita imbau untuk kembali ke sekolah," kata Muhadjir ditemui Medcom.id di Kantor Kemendikbud, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Kamis 3 Oktober 2019.
Menurut Muhadjir, berbagai alasan dan faktor mendorong para siswa memilih pulang ke tanah kelahirannya di Papua. Sebagian karena terpengaruh oleh senior-senior mereka yang lebih dulu eksodus ke Papua. 
 
"Alasannya macam-macam. Rata-rata dipengaruhi oleh seniornya yang mengikuti program Beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik) itu," ujar Muhadjir.
 
Ia menjelaskan bahwa penerima beasiswa ADEM saat ini mencapai ribuan. Mereka terdiri atas siswa-siswi terpilih dari Papua dan Papua Barat.
 
"Kita punya 4.000 siswa Papua yang mengikuti program ADEM di sekolah, terutama sekolah di Jawa," papar Muhadjir.
 
Muhadjir menjamin penerima beasiswa ADEM bisa kembali bersekolah tanpa dibebani biaya sepeser pun.  Tak hanya itu mereka juga dipersiapkan untuk siap menempuh perguruan tinggi dengan beasiswa ADik. 
 
"Dan kita beri beasiswa penuh sampai nanti selesai SMA dan perguruan tingginya di program ADik," tuturnya.
 
Program Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM) merupakan salah satu upaya pemerintah melalui Kemendikbud dalam hal pemerataan kualitas pendidikan.  Khususnya bagi anak-anak Papua dan Papua Barat terbaik serta daerah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal) lainnya. 
 
Mereka disiapkan agar memiliki kemampuan belajar yang setara dengan sebagian besar anak-anak di pulau Jawa dan Bali.  Program ini sudah dimulai sejak 2013, setidaknya sebanyak 350 siswa terbaik Papua dan 150 siswa terbaik Papua Barat dikirimkan setiap tahunnya untuk sekolah di Jawa dan Bali dalam kerangka program ADEM.
 
Eskalasi keamanan di Papua belum mereda sejak peristiwa di asrama mahasiswa Papua, Jawa Timur, bulan lalu. Sejumlah mahasiswa asal Papua memilih pulang kampung. Di antara mereka bahkan meminta diterima di Universitas Cendrawasih.
 
Bukannya mereda, tensi eskalasi justru meninggi bersamaan dengan demonstrasi yang berakhir ricuh di Wamena, Jayawijaya, Papua, Senin, 23 September 2019. Sejumlah fasilitas publik dibakar. Sebanyak 33 orang tewas dalam kerusuhan tersebut. Sekitar 5.500 korban kerusuhan Wamena, Jayawijaya, Papua, mengungsi di Markas Komando Distrik Militer 1702 Jayawijaya.
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(CEU)




LEAVE A COMMENT
LOADING
social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif